RSS

Muliakan Ibumu

Muliakan Ibumuwww.syahidah.web.id - Bagi anak, orang tua adalah orang terdekat yang seharusnya dijadikan sandaran untuk mendapatkan kasih sayang. Terlebih seorang ibu. Allah menjadikan seorang wanita mulia dengan kedudukannya sebagai seorang ibu. Seorang ibu adalah manusia yang kerap kali menjadi tujuan kita bertumpu. Di saat sedih, di saat membutuhkan semangat, atau bahkan di saat butuh bantuan, ibu selalu ada untuk kita.
Seorang ibu, laksana malaikat yang dikirim Allah kepada setiap anak. Melimpahkan kasih sayangnya, memberikan perlindungannya, dan melakukan segala pengorbanan demi kebahagiaan anak-anaknya.
Tak terukur perjuangan seorang ibu di kala hamil, rasa sakit dasyat yang dirasakannya ketika melahirkan, serta kelelahan demi kelelahan yang dilakukannya demi memberikan yang terbaik untuk kita.
حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِير
Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.  (QS. Luqman 14)
Maka wajarlah ketika Rasulullah menyebutkan nama ibu hingga tiga kali sebelum menyebut nama ayah saat ditanya siapa yang patut kita perlakukan dengan baik. Karena ibu lah yang dengan karunia kasih sayang yang dilimpahkan Allah padanya, telah memberikan segenap rasa itu pada anak-anaknya.
Dari sahabat abu hurairah radiyalhu ‘anhu beliau berkata : Datang seorang pria laki-laki kepada rasulullah kemudian dia bertanya : Wahai rasulullah, siapakah yang paling berhak untuk kuperlakukan dengan baik?” Beliau bersabda, “Ibumu”, Orang tersebut bertanya lagi,”kemudian siapa?”. Beliau bersabda,”Ibumu”. Orang tersebut bertanya lagi,”kemudian siapa?”. Beliau bersabda,”Ibumu”. Orang tersebut bertanya lagi,”kemudian siapa?”. Beliau bersabda,”Bapakmu” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ketika kita sakit, ibulah yang bangun sepanjang malam untuk memperhatikan kondisi anaknya, sementara sebagian besar ayah bisa tertidur lelap dikala itu. Ibu, bahkan ketika kita berniat membalas jasanya dengan emas segunungpun, tak akan mampu menggati semua yang telah ia lakukan pada kita. Bahkan sekeras apapun perjuangan usaha kita untuk ‘menyaingi’ semua yang dilakukan ibu kepada kita, semua itu tak akan menandingi sedikit pun yang dilakukan ibu pada anak-anaknya.
Suatu hari, Ibnu Umar melihat seseorang yang sedang menggendong ibunya sambil thawaf mengelilingi Ka’bah. Orang tersebut lantas berkata kepadanya, “Wahai Ibnu Umar, menurut pendapatmu apakah aku sudah membalas kebaikan ibuku?”
Ibnu Umar menjawab, “Belum, meskipun sekadar satu erangan ibumu ketika melahirkanmu. Akan tetapi engkau sudah berbuat baik. Allah akan memberikan balasan yang banyak kepadamu terhadap sedikit amal yang engkau lakukan.” (Kitab al-Kabair karya adz-Dzahabi).
Ibu….melaluinya kita bisa merasakan betapa besar kasih sayang Allah yang dimiliki bagi setiap hambanya. Sungguh, sebesar apapun kasih sayang seorang ibu pada anaknya, pada dasarnya semua itu tak mampu melebihi kasih sayang Allah pada hamba Nya.
“Dari Umar bin Al Khaththab RA berkata: Didatangkanlah para tawanan perang kepada Rasulullah SAW. Maka di antara tawanan itu terdapat seorang wanita yang susunya siap mengucur berjalan tergesa-gesa – sehingga ia menemukan seorang anak kecil dalam kelompok tawanan itu – ia segera menggendong, dan menyusuinya. Lalu Nabi Muhammad  SAW bersabda: Akankah kalian melihat ibu ini melemparkan anaknya ke dalam api? Kami menjawab: Tidak, dan ia mampu untuk tidak melemparkannya. Lalu Nabi bersabda: Sesungguhnya Allah lebih sayang kepada hamba-Nya, melebihi sayangnya ibu ini kepada anaknya” (HR. Al Bukhari dan Muslim)
Namun, apakah yang sudah kita lakukan untuknya? Ketika kita kecil, pelukan ibu adalah tempat paling nyaman dan menenangkan di dunia, ketika kita beranjak remaja tak sedikit dari kita yang merasa malu dengan keberadaannya, bahkan ketika dewasa dan berumah tangga, banyak juga yang merasa terganggu dengan keberadaannya dalam rumah tangga kita. Bahkan setelah lelah dan segala pengorbanan yang ibu lakukan pada kita, kita malah membalasnya dengan menjadi anak kurang ajar, menjadikan ibu-ibu kita sebagai pengasuh bagi anak-anak kita, melimpahkan kewajiban dan tanggung jawab kita sebagai seorang ibu, lagi-lagi kepadanya.
Ibu…aku merindukanmu seperti halnya rinduku pada syurga. Subhanallah, sungguh sejuk hati seorang ibu mendengar anaknya berkata demikian. Bahkan di masa senjanya, seorang ibu tak mengharapkan materi apapun dari anak-anaknya. Seorang ibu hanya mengharap anak-anaknya akan bahagia. Hanya itu. Sungguh tulus.
Namun, di akhir zaman ini, tak sedikit juga kita jumpai ibu-ibu yang menjelma menjadi monster. Membuang anak yang baru dilahirkannya, tak mau menyusui anaknya, tak rela melepas karir dan memilih menitipkan anak-anaknya pada pengasuh, menjadikan anak-anaknya sebagai tambang untuk mengeruk materi, bahkan tak jarang juga kita menemukan seorang ibu yang rela menjual anaknya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Na’uzubillah.
Seandainya, para wanita tahu betapa mulianya kedudukan seorang ibu, betapa indahnya syurga yang dijanjikanNya bagi para ibu-ibu mulia. Sungguh….seandainya mereka mengetahuinya. Maka dunia ini akan dipenuhi oleh para ibu penghuni syurga.  Aamiin Ya Rabb. (rasul/www.syahidah.web.id)

.**Antara Gamis Syahrini dan Kerudung Kate Midleton**..


Oleh Asri Supatmiati, S.Si
Jurnalis, penulis buku-buku Islam.

Menjelang Lebaran 2011, apalagi yang diburu masyarakat kalau bukan busana muslim. Ya, siapapun ingin menyambut Idul Fitri dengan busana takwa terbaik. Tak heran jika jauh-jauh hari sebelum Ramadan tiba, aneka trend busana muslim digeber, baik oleh perancang, butik, produsen garmen maupun para pengusaha pakaian jadi. Lantas, busana seperti apa yang akan menjadi trend tahun ini?

FENOMENAL

Fenomena fashion busana muslim Indonesia berkembang pesat, dari kelas bawah sampai elite. Festival-festival busana muslimah nasional maupun di tingkat provinsi cukup semarak. Banyak desainer dan pengusaha busana muslim memanfaatkan peluang pasar. Beragam model gamis, baju potongan dan kerudung disesuaikan dengan segmen pasar.

Lihat saja, saat kita berkeliling di pasar-pasar tradisional, baju-baju penutup aurat dipajang di sana-sini. Harganya cukup terjangkau oleh masyarakat kelas menengah bawah. Demikian pula ketika menginjakkan kaki di mal-mal. Butik-butik busana muslim selalu menampilkan koleksi terbarunya. Bahkan dengan klik internet di rumah, kita sudah bisa berkunjung ke ribuan butik online untuk memilih busana muslimah idaman. Kalau cocok, tinggal order.

Yang lucu, kiblat busana muslim masyarakat kita adalah para artis. Kalau artis itu sudah “tobat”, sehari-hari memang telah mengenakan busana muslimah, masih dimaklumi. Seperti meniru gaya berkerudung Inneke Koesherawati, Chece Kirani, Astri Ivo, Zaskia Adyamecca atau Marshanda. Pasalnya, banyak di antara merek busana muslimah yang sengaja menjadikan para artis itu sebagai ikon untuk melariskan jualannya. Seperti model baju hoodi ala Puput Melati yang sedang trend, kerudung ala Marshanda dan lain-lain.

Yang aneh, kalo meniru cara berbusana muslimah artis, padahal notabene sehari-hari mereka tidak biasa mengenakan busana menutup aurat. Misal lagi trend gamis Syahrini. Kita tahu, Syahrini identik dengan imej seksi dan make up tebal. Sangat tidak islami tentunya. Tapi begitulah, masyarakat ngikut aja.

Yang paling konyol, ada brand kerudung yang dilabeli dengan “gaya Kate Midleton”. Alamak, sejak kapan Midleton menutup aurat? Lebay banget ya?

AWAS KORMOD

Sebagai muslimah, kita harus bijak menyikapi trend mode, branded dan budaya glamour. Jangan terjebak di dalamnya, apalagi jika tidak memenuhi kriteria busana syar'i. Apa yang menjadi trend, tak selamanya bagus kita ikuti. Juga, tak selamanya cocok dengan kepribadian kita, postur tubuh, warna kulit dan sebagainya.

Semisal, bagi orang tinggi semampai, mengenakan gamis Syahrini, atau hoodi Puput Melati, mungkin menambah cantik. Tapi kalau postur tidak mendukung, lalu memaksanakan memakai gamis Syahrini, apa jadinya ya? Itulah nasib mereka yang disebut korban mode (kormod).

Lagipula kalau dipikir-pikir, yang namanya trend mode busana, pastinya model yang banyak diikuti masyarakat. Artinya, berbusana sesuai trend berarti mengenakan busana yang (maaf) 'pasaran'. Coba saja perhatikan, nanti pas Lebaran, saat bersilaturmi dengan kerabat dan teman, akan banyak kita temukan orang-orang yang berbusana dengan model “seragam”, hanya beda warnanya saja.

Hitung, berapa banyak yang mengenakan gamis Syahrini, atau Hoodie Puput Melati misalnya, pasti tidak satu dua, melainkan banyak. Namanya juga sedang trend, jadi semua orang berlomba-lomba mengenakannya. Lalu apa istimewanya busana kita kalau serupa dengan orang lain?

TRENDY DAN SYAR'I

Sesuai taglinenya 'busana muslim' tentunya harus memenuhi kriteria sebagai busana takwa sesuai yang disyariahkan Islam. Jangan sampai semangat mengenakan busana muslim terbelokkan hanya demi trend. Artinya, mengejar trend boleh, asal syar'i. Sebab, memang itulah tujuan kita mengenakan busana muslim, yakni ridho Allah SWT. Jadi jangan dibalik, yang penting trendy, mau syar'i atau tidak urusan belakangan.

Nah, sebetulnya bagaimana syarat busana muslimah yang syar'i ini? Di sinilah kaum muslimah di Indonesia kerap salah kaprah memaknai “busana penutup aurat.” Memang benar, hampir seluruh masyarakat paham bahwa muslimah diperintahkan menutup aurat, yakni menutup seluruh tubuhnya kecuali muka dan telapak tangan.

Lalu perintah ini dijalani dengan mengenakan pakaian apa saja yang penting kulit tubuh --kecuali muka dan telapak tangan-- tidak terlihat. Seperti mengenakan celana jeans, celana pensil ketat, lengan ditutup manset panjang, plus kaos oblong. Lalu rambut ditutupi kerudung yang sekadar dililitkan di leher sampai ke belakang.

Apakah itu syar'i? Dari sisi menutup aurat, bisa jadi sudah tertutup. Hanya, bagi muslimah, diperintahkan untuk mengenakan jilbab dan kerudung. Ini pula yang terjadi salah kaprah, hingga rancu antara jilbab dan kerudung.
Kebanyakan masyarakat mendefinisikan “jilbab” sebagai kerudung penutup kepala. Padahal, definisi jilbab yang benar adalah baju terusan yang mengulur dari tubuh bagian atas hingga ke dasar (bawah). Orang Indonesia menyebut pakaian seperti ini gamis. Jadi, jilbab itu sebenarnya ya gamis itu.

Ini berdasarkan firman Allah SWT surat Al-Ahzab ayat 59: “Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang-orang mukmin: ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal dan oleh karenanya mereka tidak diganggu. Dan Allah SWT Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. Al-Ahzab: 59).

Ada kata “ulurkanlah jilbab ke seluruh tubuh”, artinya jilbab itu pakaian penutup tubuh, bukan penutup rambut/kepala. Definisi jilbab seperti di atas, tidak bisa ditukar dengan definisi kerudung (bahasa Arabnya kerudung adalah khimar). Logikanya sama dengan definisi kebaya yang tidak bisa ditukar dengan kemeja. Karena kebaya sudah merujuk jenis pakaian tertentu, demikian pula kemeja.

Itu sebabnya, perintah menutup tubuh dengan jilbab, beda dengan perintah untuk menutup rambut dengan kerudung.

Perintah mengenakan kerudung sendiri ada di dalam nash Alquran surat An-Nur ayat 31:
“Dan katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman: ’Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan khumurnya ke dadanya…’” (An-nur:31)

Jadi, khimar alias kerudung harus diulurkan sampai ke dada. Itulah syarat kerudung yang syar'i. Sedangkan jika tidak menutup dada, seperti dililitkan di leher, berarti belum memenuhi kriteria busana takwa.

Dengan demikian, kesempurnaan menutup aurat dengan pakaian muslimah yang syar'i adalah jika mengenakan jilbab/gamis sekaligus kerudung yang menutup sampai ke dada. Demikianlah pemahaman yang benar.

MUSLIMAH KAFFAH

Mungkin akan ada yang menilai pemahaman seperti di atas terlalu ekstrim, kaku dan mengekang kreativitas dalam berbusana. Bahkan ada yang mendefinisikan “yang penting hatinya dijilbab”, walaupun tubuhnya tidak tertutup auratnya. Tentu saja, semua itu dikembalikan kepada keimanan dan ketakwaan masing-masing.

Karena, mungkin banyak yang berpikir, tak mudah “berhijrah” dari busana trendy ke syar'i. Trend mode begitu menggoda, sementara model jilbab/gamis dianggap tak menarik. Tapi, itulah ujian kita sebagai muslimah, apakah benar-benar ingin menjadi muslimah kaffah atau tidak.

[khoirunnisa-syahidah.blogspot.com]

Doa Masuk dan Keluar Rumah


Doa Masuk dan Keluar Rumahsyahidah.web.id - Rumah merupakan salah satu karunia Allah Subhanahu wa Ta’ala yang harus selalu disyukuri. Baik rumah tersebut merupakan milik pribadi, orang tua, mertua, atau bahkan kontrakan. Status tersebut tidak mengurangi sedikit pun kenikmatan yang Allah karuniakan kepada kita.
Salah satu bentuk syukur atas nikmat rumah adalah senantiasa berdoa saat keluar dan masuk rumah. Selain itu adalah menggunakan rumah untuk hal-hal yang bernilai ketaatan kepada Allah Ta’ala atau hal-hal mubah yang  mendukung ketaatan. Rumah juga harus dihindarkan dari hal-hal yang diharamkan dan dibenci Allah Ta’ala, termasuk hal-hal yang tidak membawa manfaat bagi kepentingan dunia maupun akhirat kita.
Doa masuk ke dalam rumah
1. Masuk ke dalam rumah dengan membaca salam
فَإِذَا دَخَلْتُمْ بُيُوتًا فَسَلِّمُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ تَحِيَّةً مِنْ عِنْدِ اللَّهِ مُبَارَكَةً طَيِّبَةً كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمُ الْآيَاتِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
“Dan jika kalian memasuki rumah maka ucapkanlah kepada diri kalian salam penghormatan dari sisi Allah yang diberkahi lagi baik. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat (tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan-Nya) kepada kalian agar kalian memahami.” (QS. An-Nuur [24]: 61)
2. Membaca dzikir atau doa:
a. Berdzikir dengan menyebut nama Allah
Dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya ia mendengar bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam:
إِذَا دَخَلَ الرَّجُلُ بَيْتَهُ، فَذَكَرَ اللهَ عِنْدَ دُخُولِهِ وَعِنْدَ طَعَامِهِ، قَالَ الشَّيْطَانُ: لَا مَبِيتَ لَكُمْ، وَلَا عَشَاءَ، وَإِذَا دَخَلَ، فَلَمْ يَذْكُرِ اللهَ عِنْدَ دُخُولِهِ، قَالَ الشَّيْطَانُ: أَدْرَكْتُمُ الْمَبِيتَ، وَإِذَا لَمْ يَذْكُرِ اللهَ عِنْدَ طَعَامِهِ، قَالَ: أَدْرَكْتُمُ الْمَبِيتَ وَالْعَشَاءَ “
“Jika seseorang memasuki rumahnya lalu ia menyebutkan nama Allah saat ia masuk ke dalam rumah dan saat ia makan, maka setan berkata kepada kawan-kawannya, “Tidak tempat bermalam dan tidak ada makan malam bagi kalian di rumah ini”.
Jika seseorang memasuki rumahnya dan ia tidak menyebutkan nama Allah saat ia masuk ke dalam rumahnya, maka setan berkata kepada kawan-kawannya, “Kalian mendapatkan tidak tempat bermalam di rumah ini.”
Dan jika seseorang memasuki rumahnya dan ia tidak menyebutkan nama Allah saat ia makan malam, maka setan berkata kepada kawan-kawannya, “Kalian mendapatkan tempat bermalam dan jatah makan malam di rumah ini.” (HR. Muslim no. 2018)
b. Membaca doa
Dari Abu Malik Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda: “Jika seseorang memasuki rumahnya, hendaklah ia membaca doa:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ خَيْرَ الْمَوْلَجِ، وَخَيْرَ الْمَخْرَجِ، بِسْمِ اللَّهِ وَلَجْنَا، وَبِسْمِ اللَّهِ خَرَجْنَا، وَعَلَى اللَّهِ رَبِّنَا تَوَكَّلْنَا
Ya Allah, aku memohon kepada-Mu kebaikan jalan masuk dan kebaikan jalan keluar. Dengan nama Allah kita memasuki (rumah) dan dengan nama Allah pula kita keluar (rumah), dan kepada Allah Rabb semata kita berserah diri.”
Beliau bersabda, “Kemudian hendaklah ia mengucapkan salam kepada anggota keluarganya.” (HR. Abu Daud no. 5096)
Sebagian besar ulama menyebutkan lafalnya berbunyi khairal mauliji, sementara sebagian kecil ulama menyebutkan lafalnya berbunyi khairal maulaji. (‘Aunul Ma’bud Syarh Sunan Abi Daud, 13/297-298)
Doa keluar dari rumah
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda: “Jika seseorang keluar dari rumahnya lalu ia membaca doa:
بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ، لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ
Dengan nama Allah, aku berserah diri kepada Allah, tiada perubahan (dari satu keadaan kepada keadaan lain) dan kekuatan kecuali dengan (izin) Allah.”
Maka saat itu dikatakan kepadanya (oleh Allah atau malaikat): “Engkau telah diberi petunjuk, engkau telah dicukupi dan engkau telah dijaga.”
Maka para setan akan menjauh darinya. Seorang setan lainnya berkata, “Bagaimana mungkin engkau (setan lain) akan bisa menggoda seseorang yang telah diberi petunjuk, telah dicukupi dan telah dijaga?” (HR. Abu Daud no. 5095)
(arrahmah.com/www.syahidah.web.id)

Lomba Cerpen Islami “Budaya Islami”

Tema : Budaya Islami Masa Kini
Ketentuan Lomba :
Peserta Lomba :
– Pelajar, Mahasiswa dan Umum Berumur 12-35Tahun
– Berwarga Negara Indonesia
– Tema tentang Budaya Islam masa kini atau Cerita Islami yang memberikan Pesan Moral Kehidupan
Ketentuan Lomba ;
– Font Time New Roman, Besar Huruf 12pt dan Spasi 1,5
– Peserta hanya memperbolehkan mengirim satu judul cerpen terbaiknya.
– Naskah belum pernah dipublikasikan dalam bentuk apapun.
– Naskah tidak sedang diikutkan lomba sejenis.
– Nakah tidak mengandung unsure sara dan pornografi
– File dikirim di lampiri Scan KTP/KTM/SIM
– Biodata diri ditulisdilembar yang berbeda
– Naskah dikirim lewat email arjuna.satya@gmail.com
– Pengiriman dimulai 13 Desember – 15 Februari 2013
– Pemenang akan diumumkan tanggal 8 Maret 2013 dalam acara Talk Show Penulisan Kreatif Bersama Lembah Penyair dan FLP Lamongan
– Peserta Wajib Membayar Uang Pendaftaran Sebesar Rp.10.000 dikirim ke Rekening Mandiri 900-00-0417839-9 an. Muhammad Aminudin.
– Tanda Bukti Transfer disertakan dilampiran berupa bentuk scan beserta Scan Biodata diri KTP/KTM/SIM.
– Pengumuman dapat dilihat di FB FLP LAMONGAN
TOTAL HADIAH Uang Tunai Sebesar Rp. 4500.000
Juara Pertama : Sertifikat + Pakaet Buku Sebesar 350.000 dan Uang Tunai Rp.2000.000
Juara Kedua : Sertifikat + Pakaet Buku Sebesar 250.000 dan Uang Tunai Rp.1.500.000.
Juara Ketiga : Sertifikat + Pakaet Buku Sebesar 150.000 dan Uang Tunai Rp.1.000.000.
Acara ini Kerjasama FLP LAMONGAN dengan Komunitas Lembah Penyair
INFO LOMBA : IM3 085648179812. XL : 081803237878

171212

Senin, 171212
Bismillahhirrahmanirrahim..
Hari ini aku mau mencoba membereskan blog dan catatan kuliahku. jadi rencananya mau di kosan aja,,upss.. jangan lupa ngontak juga ya, soalnya dakwah itu wajib loh...
Dari kemarin sore sampai sekarang aku selalu melihat keluhan teman-temanku yang mengambil matkul Peramalan. Tugasnya membuat mereka tidak bisa tidur nyenyak untuk beberapa hari. Mantapss.. matkul ayah benar-benar butuh konsentrasi keras hanya untuk mengerjakan tugasnya..
Kebetulan aku belum mengambil matkul itu, tapi setelah melihat teman-teman yang sekrang ngambil matkul itu, apakah aku tetap tertarik mengambilnya di tahun dpan??? entahlah,hehehee..
udah dulu ya untuk pagi ini, nanti dilanjut sore atau malamnya, tunggu ceritaku di setiap aktivitasku...